Pengajaran
kooperatif tife team achievement division(stad)
Bagi
peningkatan kemampuan menulis
Sutarman
Pembahasan
Model
pembelajaran akan bersangkutan langsung dengan konsep pendekatan,metode,dan
teknik pembelajaran. Ketiga konsep tersebut
perlu dikuasai guru dengan terampil.
Hasil
observasi dan pengalaman penelitian terhadap proses belajar mengajar bahasa
Indonesia, menunjukan bahwa proses pembelajaran masih dikelola secara menonton
dan konvensional. Keterampilan menulis memang memiliki tingkat kompleksitas yang
cukup tinggi,kegiatan menulis baru dapat terlaksana setelah manusia belajar
dahulu mengenai bahasa tertulis karena keterampilan ini berbeda dengan
keterampilan menyimak dan berbicara yang
dimiliki manusia normal sejak lahir
Hal
tersebut di atas dipertegas oleh Rusyana (1984: 191) yang mengemukakan bahwa
kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan di dalamnya,setelah masalah
kompleksitas,rendahnya kemampuan menulis mengindikasikan bahwa proses
pembelajaran menulis di setiap jenjang pendidikan belum berjalan optimal
Model pembelajaran
Model
mengajar ialah suatu rencana atau pola yang digunakan dalam melaksanakan
kurikulum, menyusun materi pengajatan, dan member arah di kelas atau pun
lainya. Karakteristik setiap model pengajaran ditandai oleh unsure-unsur (1)
Orientation to the model (orentasi model ) menggambarkan tujuan, teori, asumsi,
prinsip dan konsep pokok yang mendasar dari sebuah model. (2) the model of teaching (model mengajar) menggambarkan
ketepatan aktivitas yang terjadi.
Karakter
setiap model pengajaran ditandai oleh unsur- unsure (1) orientation to the
model ( orientasi model), (2) the model of teaching (model mengajar) (3)
application (penerapan) (4) instructional and nurturant effect(dampak
imstruksional dan penyerta ) (joyce&weil,2000:14) unsure-unsur di atas
merupakn hal yang harus ada dalam setiap model pembelajaran.
Psikologi belajar
bahasa
Perkembangan
ilmu psikologi berpengaruh padanperkembangan “metode” pembelajaran bahasa.
Ada
dua teori psikologi belajar bahasa yang diimplementasikan dalam pembelajaran
menulis, yaitu :
1.
Teori Behavioristik
Teori ini relative
sederhana, yakni suatu pandangan mengenai pilaku belajar yang kuncinya adalah
peniruan model. Teori behavioristik menjadi landasan psikologis lahirnya metode
audio-lingual dalam pembelajaran bahasa. Belajaran bahasa dilaksanakan dengan
menguasai kaidah-kaidah secara mekanistik. Siswa dilatih berbahasa selaras
dengan pola yang disepakati tanpa penyimpangan dengan telrnik driil.
2.
Teori Kognitif
Teori ini menegaskan
bahwa setiap anak memiliki peranan yang aktif dalam belajar. Pengajaran yang
berdasarkan teori kognitif menekankan proses belajar aktif terutama aktif
secara mental (melukiskan proses mental atau proses berpikir), di dalam mencari
dan menemukan pengetahuan serta menggunakannya. Berbagai bentuk metode belajar
aktif seperti metode pemecahan masalah, penelitian, pengamatan, deduktif,
induktif dan lain-lain merupakan metode-metode khas dari teori ini.
Landasan
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang di dasarkan pada paham
konstruktivisme. Esensi teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus
secara individu menemukan dan mentransfer informasi-informasi kompleks apabila
mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri (Nur dalam Wikandari,
1999:3).
Ide utama teori ini
adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan sendiri, otak siswa dianggap
sebagai mediator alami proses masukan dari lingkungannya dan menentukan apa
yang akan dipelajari.
Suparno (1997:49)
menguraikan prinsip-prinsip teori konstruktivisme sebagai berikut.
1.
Pengetahuan dibangun oleh siswa
sendiri secara aktif baik melalui proses personal maupun sosial,
2.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan
maknanya dari guru kepada siswa.
3.
Siswa membangun pengetahuannya
terus menerus sehingga terjadi perubahan konsepsi yang sesuai dengan konsep
ilmiah.
4.
Peran guru hanya membantu
menyediakan sarana dan situasi agar proses pembentukan pengetahuan dapat
terjadi dengan mudah.
Pendekatan
konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekankan pada pengajaran top-down
(siswa mulai dengan masalah-masalah yang kompleks untuk dipecahkan untuk
dipecahkan dan selanjutnya memecahkan dengan bantuan guru keterampilan dasar
yang diperlukan) dari pada bottom-up (membangun keterampilan dasar setahap demi
tahap menjadi keterampilan yang lebih kompleks ).
1. Teori Belajar Piaget
Dalam Teorinya Piaget
memandang proses bervikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual
dari konkret menuju abstrak (Soemanto,1998:130).
Piaget memandang perkembangan
intelektual atau kemampuan kognitif terjadi melalui empat tahap yang berbeda,
yaitu (1) skema (struktur kognitif ) (2) Asimilasi (3) Akomodasi (4)
Ekuilibrasi
2. Teori belajar Vygotsky
Teori Vygotsky
didasarkan pada dua ide utama yaitu (1) perkembangan intelektual dapat di
pahami hanya bila ditinjau dari konteks historis dan budaya pengalaman siswa
(2) perkembangan bergantung pada sistem-sistem isyaratn(sign system) dengan
system-sistem isyarat itulah individu-individu tunbuh (Nur,1993:31)
Pembelajaran
kooperatif
Pembelajaran kooperatif
merupakan merupakan salah satu dari bidang-bidang dalam teori, riset, dan
latihan dalam pendidikan. Pembelajaran kooperatif hadir ketika siswa bekerja
bersama-sama untuk menyelesaikan tujuan belajar bersama (Johnson&
johson,1999:1)
Sekaitan dengan
itu,Killen (1998:82) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu teknik
pengajaran dan suatu filosofi pembelajaran yang mendorong siswa-siswanya umtuk
bekerja sama dan untuk memaksimalkan belajar mereka sendiri dan belajar dengan
temanya.
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievment Division)
STAD ( Student Team
Achievment Division ) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara
siswa untuk saling memotivasi, dan agar saling membantu dalam menguasai materi
pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya
melalui lima tahap, yang meliputi: (1) tahap penyajian materi, (2) tahap kegiatan
kelompok, (3) tahap tes individual, (4) tahap perhitungan skor perkembangan
individu, dan (5) tahap pemberian penghargaan kelompok (Salvin, 1995:71)
Evaluasi
Pembelajaran Kooperatif
Pelaksanaan evaluasi
pada banyak sekolah masih menggunakan system pringkat. Dalam system ini, siswa
dibandingkan dengan teman sekelasnya dan dimasukan dalam urutan berdasarkan
prestasi belajarnya.
Menurut Lie (2002:08) nilai
kelompok bisa di bentuk dengan beberapa cara pertama nilai kelompok bisa di
ambil dari nilai terendah yang di dapat siswa dalam kelompok. Kedua nilai
kelompok juga bisa di ambil dari rata-rata nilai semua anggota kelompok dan
sumbangan setiap kelompok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar